LAPORAN OBSERVASI MESIN PERKAKAS
DI BENGKEL PEMESINAN STD KARTASURA
Laporan
ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah
Teori Pemesinan yang diampu oleh Danar Susilo Wijayanto, ST.,M.Eng.

Disusun oleh :
Abdurrahman
Nur H K2513001
Duti Abimanyu K2513019
Hadi Mustofa K2513025
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas
ini diajukan dan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Pemesinan di
Prodi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS
Ditetapkan
pada:
Hari :
.........................................................................................
Tanggal : .........................................................................................
Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Danar
Susilo Wijayanto, ST.,M.Eng.
NIP. 197901242002121002
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan ini, dan laporan ini kami persembahkan
kepada :
2.
Teman-teman Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas
Maret angkatan 2013 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas
ini.
3.
Ayah
dan ibu tercinta yang selalu
memberikan doa dan
motivasi.
4.
Pihak-pihak lain yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan observasi bengkel produksi ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1.
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa
ada
halangan.
2.
Dosen pembimbing Mata Kuliah
Teori Pemesinan, Bapak Danar Susilo
Wijayanto,
S.T, M.Eng yang telah membimbing dalam penyusunan laporan ini.
3.
Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah.
4.
Teman-teman mahasiswa/mahasiswi lainnya yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Surakarta, Desember 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................
KATAPENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
A.
Latar Belakang...................................................................................
B.
Rumusan masalah..............................................................................
C.
Tujuan ...............................................................................................
D.
Manfaat..............................................................................................
E.
Waktu dan tempat.............................................................................
F.
Metode observasi...............................................................................
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................
A.
Mesin Milling.....................................................................................
B.
Mesin Bubut......................................................................................
C.
Mesin Kortel......................................................................................
BAB III HASIL OBSERVASI.............................................................................
A.
Mesin Milling.....................................................................................
B.
Mesin Bubut......................................................................................
C.
Mesin Kortel......................................................................................
BAB
IV PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................
B.
Saran..................................................................................................
LAMPIRAN...........................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
Di zaman global ini, apapun akan mengalami sebuah perkembangan yang
selalu maju. Segala hal
yang dilakukan
manusia
sebisa mungkin
akan
dilakukan dengan cara yang
mudah dan efisien.
Karena memang sifat seorang manusia yang tidak ada puasnya. Begitu juga perkembangan mesin perkakas, semuanya akan mengalami perkembangan yang signifikan.
Mulai dari
material mesin, bentuk mesin, kerja mesin, dan juga prinsip pengerjaan oleh mesin yang mengedepankan
kemudahan. Dalam observasi kali
ini, kami melakukan observasi ke sebuah bengkel, dimana kami masih bisa menjumpai mesin perkakas yang masih bisa dibilang mesin perkakas yang tradisoanal. Berbagai mesin
kami temukan disini, dengan umur mesin yang sudah uzur. Dari mesin perkakas tersebut, dapat
digali berbagai ilmu pemesinan yang menekankan
ketelitian operator dalam
menjalankan mesin-mesin tersebut, berbeda halnya dengan pengerjaan
mesin
secara elektronik atau
dengan
komputer yang menggunakan program komputer.
Sebelumnya pengertian mesin
perkakas sendiri
adalah alat mekanis yang diberi tenaga, biasanya digunakan untuk mempabrikasi komponen
metal dari sebuah mesin. Kata mesin
perkakas biasanya digunakan untuk
mesin yang digunakan tidak dengan tenaga manusia , tetapi mereka bisa juga di gerakan oleh manusia bila dirancang
dengan
tepat.
Para
ahli
sejarah
teknologi
berpendapat bahwa mesin perkakas sesungguhnya lahir
ketika keterliabtan
manusia dihilangkan dalam proses pembentukan atau proses pengecapan dari
berbagai macam
peralatan.
Karena itu semua, pembelajaran tentang penggunaan mesin perkakas yang sangat
kompleks menjadi lebih rumit dan sukar, maka
dari itu dilakukannya
sebuah
obesrvasi
ke
lapangan agar dapat
meninjau
langsung apa masalah yang ditemui, dan segala perlakukan apa saja yang harus
dilakukan.
BAB
II
LANDASAN
A. Mesin Milling
Mesin frais (Milling machine)
Merupakan salah satu mesin konvensional yang mampu mengerjakan suatu benda
kerja dalam permukaan datar ,sisi,tegak,miring, bahkan alur rodagigi. Mesin
perkakas ini mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan
menggunakan pisau milling(cutter). Proses milling adalah proses
yang menghasilkan chips (beram). Milling menghasilkan
permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang ditentukan dan
kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan. Dengan ini Suatu mesin perkakas yang mengerjakan
benda kerja menggunakan pisau atau pahat frais berputar pada poros utama mesin
dan benda kerja di hantarkan ke pisau tersebut, baik dalam arah Horizontal,
Melintang, maupun Vertikal.
Sesuai dengan keperluannya, mesin frais dibagi dalam 2 golongan besar yaitu, mesin frais baku dan mesin frais Khusus. Mesin frais baku dibagi lagi menjadi 2 kelompok, yaitu Mesin frais meja, dan mesin frais lutut dan tiang. Mesin-mesin
frais yang tergolong jenis
mesin frais lutut
dan tiang diantaranya ialah Mesin frais horizontal, Mesin frais vertical, dan Mesin frais universal. Pada mesin frais horizontal, meja dari mesinnya hanya dapat digerakan pada
tiga arah yaitu, arah membujur, arah melintang dan arah tegak. Sedang pada
mesin frais tegak letak sumbu utama spindelnya tegak lurus terhadap meja mesin. Dengan perlengkapan kepala tegak yang dapat diputar-putar, maka
kedudukan spindle sumbu utama
dapat
dibuat
menyudut
terhadap meja
mesin. Mesin frais jenis ini banyak digunakan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang mempergunakan frais sisi atau frais jari. Sedang untuk frais universal,
meja dari mesin ini pada mesin horizontal hanya meja universal dapat diputar mendatar dan
membentuk sudut 45° kearah
tiang mesin
B.
Mesin Bubut
Mesin
Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari
benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan
kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh
berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel
dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi
keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar
bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum
127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan
untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
Penggolongan Mesin Bubut
A.
Pembubut
Kecepatan
1.
Pengerjaan Kayu
2.
Pemusingan logam
3.
Pemolesan
B.
Pembubut
Mesin
1.
Penggerak puli kerucut bertingkat
2.
Penggerak roda gigi tangan
3.
Penggerak kecepatan
C.
Pembubutan bangku
D.
Prmbubutan ruang
perkakas
E.
Pembubutan bangunan
khusus
F.
Pembubut Turet
1.
Horozontal
a.
Jenis Ram
b.
Jenis Saidel
2.
Vertikal
a.
Stasiun tunggal
b.
Stasiun banyak
3.
Otomatis
G.
Mesin Ulir otomatis
1.
Spindel tunggal
2.
Spindel ganda
H.
Pembobot otomatis
I.
Frais pengebor
otomatis
- Mesin Kolter (Cylinder Boring Machine)
Mesin kolter adalah suatu jenis mesin gerakanya
memutarkan
alat pemotong yang arah pemakanan pahatnya hanya pada sumbu mesin tersebut
(pengerjaan pelubangan). Dalam mesin kolter terdapat perlengkapan -
perlengkapan pendukung yang harus di penuhi untuk
melakukan sebuah proses kolter atau
memperbesar
lubang
silinder.
Mesin
sering digunakan
untuk memperbesar silinder untuk mendapatakn diamter silinder yang lebih besar dari
ukuran standarnya.
BAB III
HASIL OBSERVASI
A.
Mesin Milling
1.
Merk
Mesin Frais : Hauw Gan
2.
Jenis
Mesin Frais : Mesin Frais Universal Otomatis
3.
Gambar
nyata mesin frais pada bengkel STD:

4.
Bagian
– Bagian Utama Mesin Frais ( Milling )

a. Spindle
utama, Merupakan bagian yang terpenting dari
mesin milling. Tempat
untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :
a. Vertical spindle
b. Horizontal
spindle
c. Universal
spindle

b. Meja
/ table, Merupakan bagian mesin milling, tempat
untuk clamping device atau benda kerja. Di bagi menjadi 3 jenis :
a. Fixed
table
b. Swivel
table
c. Compound
table

c.
Motor drive/ dinamo Merupakan bagian
mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagian mesin yang lain seperti
spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin ( cooling ). Pada mesin milling
sedikitnya terdapat 3 buah motor :
1.
Motor spindle utama
2.
Motor gerakan pemakanan ( feeding
)
3.
Motor pendingin ( cooling )

d.
Overarm/lengan mesin, berfungsi untuk mengatur kedudukan spindel
utama agar sesuai dengan benda kerja.

e. Knee,
Merupakan bagian mesin untuk menopang /
menahan meja mesin dan saddle. Pada bagian ini terdapat transmisi gerakan
pemakanan (feeding).

f. Column
/ tiang, Merupakan badan dari mesin. Tempat
menempelnya bagian – bagian mesin yang lain.

g. Base
/ dasar, Merupakan bagian bawah dari mesin
milling. Bagian yang menopang badan / tiang. Base biasanya digunakan sebagai tempat
cairan pendingin.

h.
Arbor , tempat
memasang pisau frais pada setiap mesin frais, arbor juga dinamakan poros frais
yaiitu perlengkapan yang berguna sebagai tempat kedudukan pisau frais dan di
tempatkan pada sumbu mesin. Arbor ada dua macam yaitu arbor panjang yang
digunakan pada mesin frais horizontal dan arbor pendek digunakan pada mesin
frais vertical.

i.
Saddle, berfungsi menopang meja kerja(worktable) dan
agar memudahkan dalam penggeseran meja kerja oleh eretan.

j.
Vertical movement crank, berfungsi
untuk mengatur hidrolik untuk menggerakkan knee, saddle, dan meja kerja
(worktable) bergerak naik turun.

k.
Cross traverse hand whell, berfungsi
menggerakkan meja kerja agar bergerak maju atau mundur dan mendatar.

l.
longitudional traverse hand whell, berfungsi
menggerakkan meja kerja agar bergerak menyamping (kanan dan kiri) mendatar.

m.
Cutter (pisau frais),
berfungsi untuk menyayat benda kerja. Pisau frais memiliki banyak bentuk
tergantung kebutuhan.

n.
Kepala pembagi, untuk
membuat roda-roda gigi segi banyak beraturan dan alur-alur poros digunakan
kepala pembagi. Fungsi kepala pembagi disini adalah untuk membuat pembagian
agar pembagian sudut benda kerja yang berbidang-bidang bisa sama besar.
Kebanyakan roda gigi cacing yang terdapat pada kepala pembagi bergigi 40 dan
pada poros cacing berulir tunggal sehingga untuk memutar satu putaran benda
kerja, engkol diputar sebanyak 40 kali. Oleh karena itu di dalam kepala pembagi
terdapat perbandingan 40 : 1 artinya 40 putaran poros engkol sama dengan satu
putaran (360o) benda kerja.

Gambar kepala pembagi 24 dan 2
o.
Penjepit
digunakan untuk menjepit benda kerja karena ukuran dan bentuk benda kerja
berbeda-beda maka disediakan juga berbagai macam penjepit, seperti ragum.


4.
Perlengkapan Mesin Miling
a. Jangka
sorong
Salah satu alat ukur dengan ketelitrian
mencapai seperseratus milimeter. Alat ini berfungsi untuk melakukan pengukuran
terhadap benda kerja. Pengukuran yang dapat dilakukan antara lain diameter
benda, besarnya lubang, penjang benda kerja, dan kedalaman lubang.

b. Kunci
toolpost (T)
Berfungsi untuk mengencangkan dan
mengendorkan baut pengikat pahat dan toolholder pada toolpost. Bentuknya
lubangnya adalah segiempat sesuai dengan baut pengikat pada toolpost

c. Kuas
Digunakan untuk membersihkan benda kerja
maupun mesin dari kotoran dan beram yang menempel

d. Kunci
pas
Digunskan untuk mengencangkan maupun
mengendorkan mur dan baut pada mesin bubut dan alat-alat perlengkapan. Ketika
menyetel bagian pada mesin bubut, memperbaiki mesin, dan lain-lain diperlukan
kunci pas untuk pemasangan mur dan bautnya

5. Cara Kerja Mesin Frais (milling Machine)
Mesin Milling yang
terdapat pada bengkel pemesinan “STD” adalah jenis mesin milling Universal otomatis.
Pada mesin milling ini, meja kerja hanya memiliki gerakan longitudinal.
Penyetelan vertikal di berikan dalam kepala spindel dan suatu penyetelan
lintang di buat dalam pena atau ram spindel.
Pengerjaan yang terjadi
di mesin frais universal mulanya Benda kerja dijepit di suatu ragum mesin atau
peralatan khusus atau dijepit di meja mesin frais. Pemotongan dikerjakan oleh
pemakanan benda kerja di bawah suatu pisau yang berputar. Tenaga untuk
pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh
sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan
melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari
sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan
memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan
pemotongan. Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada
benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan
menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena
material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan
benda kerja.
Adapun langkah-langkah
sebelum melakukan pengefraisan yaitu:
1. Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan
benda kerja.
2. Mengukur benda kerja dengan menggunakan kaliper dan
menghaluskan sedikit permukaannya
dengan menggunakan kikir.
3. Mengatur putaran spindel yang sesuai untuk jenis
benda kerja.
4. Menempatkan benda kerja yang akan difrais pada meja
kerja.
5. Mencari titik permukaan/titik nol dan kemudian
melakukan pemakanan untuk masing–masing sisi. Saat pemakanan dilakukan, mata
pahat dan benda kerja diberi pendingin, sehingga benda kerja tidak mengeluarkan
asap ( benda kerja panas ).
6. Mengatur ketebalan pemakanan.
7. Mencatat waktu yang diperlukan untuk satu kali
pemakanan.
8. Mencatat keadaan akhir benda kerja.
6.
Benda
yang diproduksi
Berdasar observasi yang kami lakukan di
bengkel pemesinan STD, Bengkel pemesinan STD tidak memproduksi benda
kerja/barang hasil pengerjaan milling
untuk dipasarkan (label STD). Akan tetapi pengerjaan mesin milling tersebut
dilakukan ketika mendapatkan pesanan dari pihak tertentu. Ketika kami melakukan
observasi pada tanggal 18 desember 2014, disana bersamaan ketika mendapatkan
pesanan untuk pembuatan benda head blok silinder.
Berikut
proses pembuatan head blok silinder:
1.
Memasang dan mencekam benda kerja pada
meja kerja pada mesin miling dengan penjepit.

2.
Kemudian mengatur kepala pembagi yang
telah dipasang pahat agar sesuai dengan benda kerja yang kerjakan.

3.
Menyetting gerakan eretan untuk
menggerakkan meja kerja sesuai keinginan.

4.
Menyalakan mesin milling dengan menekan
tombol on pada pada mesin milling. Kepla pembagi yang telah terpasang pahat
tadi akan melakukan gerakan makan terhadap benda kerja (blok silinder) yang
telah dipasang pada meja kerja

5.
Pada saat yang bersamaan, Eretan pada
mesin miling akan otomatis bergerak seperti setting-an tadi.

6.
Jika mesin miling ketika melakukan
feeding, pemakanan kurang dalam atau terlalu dalam, putar bagian mesin vertical
movement crank agar benda kerja dapat terbentuk sesuai keinginan.

7.
Setelah selesai pemakanan, benda kerja
telah jadi (head stok silinder).
8.
ematikan mesin dengan menekan power off
pada mesin dan setelah itu baru melepas cekam pada benda kerja.
7.
Identitas
Mesin
Bubut
1.
Merk
mesin: HAUW GAN
2.
Jenis
mesin: Bubut Konvernsional
3.
Gambar
nyata mesin beserta keterangan bagiannya

Keterangan
1)
Toolpost
2)
Headstock/kepala tetap
3)
Spindel
4)
Keran pendingin
5)
Ways
6)
Tuas pengatur kerucut morse
7)
Poros beruling
8)
Poros pembawa
9)
Tuas pembubutan otomatis
10)
Apron
11)
Tuas eretan memanjang
12)
Tuas eretan melintang
13)
Tuas eratan atas
4.
Bagian
bagian mesin bubut (yang nyata di bengkel)
1) Motor
Motor pada mesin bubut
digunakan sebagai penghasil tenaga yang menyalurkan sumber listrik ke mesin
bubut sehingga mesibn dapat dihidupkan untuk proses pembubutan.

2) Tabel
kecepatan mesin

tabel kecepatan mesin
menunjukkan angka kecepatan potong berdasarkan posisi roda gigi dan tuas
pengatur kecepatan mesin diatur oleh operator
3) Headstock/kepala
tetap
kepala tetap merupakan
bagian mesin bubut tempat transmisi penggerak, yaitu roda gigi dan spindel.
Pada kepala tetap terdapat transmisi roda gigi, untuk pengaturan kecepatan
putar benda kerja, tuas pengatur kecepatan, tuas pengunci, tabel kecepatan, dan
spindel.

4) Spindel
spindel merupakan
bagian dari mesin bubut yang berputar dan berada pada headstock. Spindel
berfungsi untuk memutarkan cekam rahang. Pada spindel terdapat cekam (chuck)
untuk menjepit benda ketika sedang dikerjakan.

5) Ways
(bed)
Merupakan bagian mesin
bubut yang dipakai sebagai landasan dan jalannya eretan, kepala lepas, serta
tempat kedudukan penyangga jalan.

6) Toolpost
Toolpost merupakan
bagian mesin bubut. Posisi toolpost terletak di atas eretan atas dan diputar
360⁰,
toolpost memiliki baut yang berkeliling sebagai pengencang cutting tool agar
tidak lepas saat terjadi pemakanan terhadap benda kerja

7) tuas
pengatur kecepatan sumbu utama
tuas ini berfungsi untuk
mengatur kecepatan putaran mesin sesuai hasil perhitungan dengan menggunakan
rumus maupun pembacaan dari tabel putaran.

8) Eretan
atas
Berfungsi sebagai
dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi sebagai pengatur bersaran
majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer dan lain-lain
yang ketelitiannya mencapai 0,01mm. Eretan atas harus dijalankan secara manual,
kedudukannya dapat diatur sampai posisi 360⁰, untuk membuat
tirus dan pembubutan ulir biasanya menggunkan eretan atas ini.

9) Keran
pendingin
Berfungsi untuk
menyalurkan pendingin kepada benda kerja yang sedang dibuat dengan tujuan
mendinginkan pahat pada waktu penyayatan sehingga dapat menjaga pahat agar
tetap tajam dan awet.

10) Kepala
lepas
Berfungsi untuk dudukan
senter putar sebagai pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor
tangkai tirus dan cekam bor sebagai penjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser
sepanjang alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangki bor
untuk dijepit. Tinggi senter tetap sama dengan tinggi kepala lepas.

11) Tuas
pengunci kepala lepas
Berfungsi untuk
mengencangkan bagian bawah kepala lepas terhadap ways, sehingga kepala lepas
tidak dapat bergerakketika digunakan untuk menyangga benda kerja yang panjang.

12) Tuas
pengatur kecepatan penguliran (b)
Tuas ini digunakan
untuk menentukan kecepatan yang akan dipakai saat penguliran. Pada tuas ini ada
tiga variasi kecepatan, kemudian salah satu dari variasi kecepatan
dikombinasikan dengan tuas pengatur kecepatan ulir yang lainnya sehingga
didapatkan kecepatan yang akan digunakan.

13) Tuas
pengatur kecepatan pengulir (a)
Merupakan tuas pengatur
kecepatan ulir dengan enam lubang yang diatur bersamaan dengan tuas yang lain.
Penggunaan kedua tuas ini harus melihat tabel yang ada sesuai ulir yang akan
dibuat.

14) Apron
Berfungsi untuk penutup
bagian depan, dibagian luar terdapat tuas untuk pembubutan otomatis dan tuas
eretan, sedangkan di bagian dalam terdapat rangkaian roda gigi

15) Tuas
pengunci spindel
Tuas ini digunakan
untuk mengunci spindel agar tidak berputar. Apabila tuas pengunci ini diputar,
makan spindel tidak akan berputar walaupun mesin dihidupkan

16) Tuas
eretan melintang
Tuas yang digunakan
untuk menggerakkan bagian eratan melintang mesin bubut. Eretan melintang adalah
eretan dengan posisi melintang terhadap sumbu utama mesin. Eretan melintang
digunakan untuk melakukan pemakanan guna mendapat ukuran diameter dari benda
kerja.

17) Tuas
eretan memanjang
Berfungsi untuk
menggerakkan eretan memnjang ke arah kanan dan kiri operator atau sejajar sumbu
utama mesin. Eretan memanjang digunakan untuk mengurangi panjang benda kerja.

18) Poros
pembawa
Merupakan poros yang
selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan

5.
Perlengkapan
Mesin Bubut ( yang nyata di bengkel)
1) Cekam
(chuck)
cekam merupakan bagian yang menjadi satu
dengan spindel. Cekam digunakan untuk menjepit benda yang akan dibuat agar
dapat dilakukan pemakanan oleh pahat. Ada
dua jenis cekam, yaitu dependent chuck dan independent chuck. Dependent
chuck merupakan cekam yang dapat bergerak secara bersamaan ketika dilakukan
pengecangan maupun pengendoran. Sedangkan independent adalah cekam yang tidak
dapat bergerak bersamaan, untuk mengencangkan dan mengendorkan harus dilakukan
setiap bagian

2) Senter
Digunakan untuk mendukung benda kerja di
lubang senternya pada saat pembubutan. Senter berguna sebagai penopang agar
benda kerja yang panjang dapat dibuat dengan baik.

3) Penyangga
Digunakan untuk menyangga benda kerja
panjang dan berdiamater kecil guna menahan getaran pada waktu pengerjaan serta
posisi benda kerja tetap lurus segaris sumbu. Penyangga ada 2 macam, yaitu:
-
Enyangga jalan :
terletak pada sebelah kanan maupun kiri rangka eretan melintang
-
Penyangga tetap :
terletakpada rangka mesin di antara headstock dan tailstock.

4) Pahat
(cutting tool)
Berfungsi untuk mengikis, memotong,
membuat alur, mengulir, atau pekerja bubut yang lain. Pahat bubut menurut
posisi penggunaannya ada 2 jenis yait, pahat bubut luar dan pahat bubut dalam.
Pahat bubut luar digunakan untuk pembuatan ulir luar, pembuatan alur, pemakanan
untuk mendapatkan diameter benda. Untuk pahat dalam dipakai untuk ulir dalam,
memperbesar lubang, membuat chamfer pada lubang, dan proses lainnya

5) Jangka
sorong
Salah satu alat ukur dengan ketelitrian
mencapai seperseratus milimeter. Alat ini berfungsi untuk melakukan pengukuran
terhadap benda kerja. Pengukuran yang dapat dilakukan antara lain diameter
benda, besarnya lubang, penjang benda kerja, dan kedalaman lubang.

6) Kunci
toolpost (T)
Berfungsi untuk mengencangkan dan
mengendorkan baut pengikat pahat dan toolholder pada toolpost. Bentuknya
lubangnya adalah segiempat sesuai dengan baut pengikat pada toolpost

7) Kuas
Digunakan untuk membersihkan benda kerja
maupun mesin dari kotoran dan beram yang menempel

8) Kunci
pas
Digunskan untuk mengencangkan maupun
mengendorkan mur dan baut pada mesin bubut dan alat-alat perlengkapan. Ketika
menyetel bagian pada mesin bubut, memperbaiki mesin, dan lain-lain diperlukan
kunci pas untuk pemasangan mur dan bautnya

6.
Cara
kerja mesin bubut secara umum
Poros spindel akan
memutar benda kerja memalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada
proses spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda
gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi
gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan
terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
7.
Benda
kerja yang diproduksi di bengkel tersebut.
Berdasar observasi yang
kami lakukan di bengkel pemesinan STD, Bengkel pemesinan STD tidak memproduksi
benda kerja/barang hasil pengerjaan
bubut untuk dipasarkan (label STD). Akan tetapi pengerjaan mesin bubut tersebut
dilakukan ketika mendapatkan pesanan dari pihak tertentu. Ketika kami melakukan
observasi pada tanggal 18 desember 2014, disana bersamaan ketika mendapatkan
pesanan untuk pembuatan bagian dalam silinder yang mengalami kerusakan secara
fisik atau bentuk yang kurang presisi

Gambar
silinder
8.
Mesin Kolter
- Merk tidak tertera pada bagian mesin tetapi Model mesin kolter adalah : T8018B

- Jenis mesin : cylinder bore machine
- Gambar nyata mesin kolter:

- Bagian-bagian mesin Kolter (yang nyata di bengkel tersebut)
a.
Poros
spindel
Berfungsi sebagai
tempat
pahat yang berada di
ujung poros
sipndel.

b.
Badan Kolter
Berfungsi sebagai badan dari mesin kolter tersebut, dan juga berfungsi sebagai tempat changing
gear, tuas,
dan
saklar.

c.
Meja
kolter
Berfungsi sebagai tempat penjepit
benda kerja dan pengaturan center
benda kerja

d.
Poros
berulir
Berfungsi
sebagai
poros yang mengatur naik
turunnya kepala
kolter.

e.
Motor
Berfungsi sebagai penggerak utama dari mesin kolter dengan sumber
daya listrik.

f.
Eretan
Poros
Berfungsi
untuk
menaikan dan
menurunkan
kepala kolter dengan manual,
apabila mesin berjalan
otomatis eretan akan berputarsendiri.

g.
Saklar
Berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus listrik yan masuk ke dalam
motor.

h.
Kaki
Kolter
Berfungsi sebagai penyangga mesin kolter, agar mesin kolter mampu berdirir dengan
kokoh.

i.
Lengan penekan
Berfungsi sebagai penekan changing gear apabila proses kolter telah selesai, dan akibatnya poros
utama akan berhenti berputar.

5. Perlengkapan-perlengkapan Mesin Kolter
- Kunci pas
Kunci L digunakan untuk mengencangkan pahat dalam pengaturan panjang pendek
dari
pahat kolter yang dijepit dalam
poros spindel.

- Dial Gauge
Untuk mengetahui tingkat kerataan dan mengetahui ukuran diameter dengan mudah dan cepat dimana sebelumnya dial gauge
diatur

3. Mikrometer skrup
Untuk mengetahui ukuran
benda, dalam mesin ini sering digunakan untuk mengetahui diameter luar benda.

4. Kuas
Untuk membersihkan mesin kolter dari butiran besi sisa proses boring
kolter.

6. Cara
kerja mesin Kolter
Mesin kolter adalah mesin yang berfungsi untuk memperbesar lubang yang sudah
ada. Biasanya mesin kolter digunakan untuk memperbesar
diameter dalam silinder sebuah motor. Silinser tersebut akan diberi torak
dengan ukuran yang lebih besar daripada torak standar. Maka cara nya :
1.
Pasang silinder blok dalam ragum penjepit mesin kolter dengan letak
yang pas(center dengan
lubang meja kolter)
2.
Atur mikrometer skrup dengan ukuran oversize yang dikehendaki, setelah itu letakkan mikrometerskrup di meja kolter untuk mengatur
panjang pahat(berdasarkan
mikrometer
skrup)
dan dikencangkan
pahatnya dengan
kunci L.
3.
Lalu atur panjang pemakanan pahat (berdasar panjang lubang silinder) agar saat
proses
kolter selesai, otomatis
penekan
changing gear
menekan changing gear dan
menghentikan putaran
pahat.
4.
Hidupkan
mesin dan tunggu proses
selesai
5.
Selalu ukur diameter lubang dengan mengeceknya dengan dial gauge
yang sudah
diatur sebelumnya.
6.
Apabila pemakanan lubang bernilai besar,
maka harus
dilakukan secara bertahap
dengan langkah
langkah yang sama.
- Benda yang diproduksi dengan mesin kolter
Produksi
benda kerja yakni silinder blok mesin bensin maupun diesel yang dikerjakan
bengkel STD dikerjakan minimal 1-3 hari dan hasil pengerjaan per hari adalah 1
sampai dengan 5 buah,dan pada saat kami lakukan observasi akan sedang dilakukan
pengerjaan pembesaran diameter silinder mesin bensin.

BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pengamatan tugas observasi
yang dilakukan oleh kelompok kami pada bengkel STD,bengkel STD merupakan
bengkel pemesinan yang mengerjakan pengerjaan pemesinan yang dikhususkan pada
komponen mesin otomotif dan komponen otomotif
yang pengerjaannya dilakukan dengan banyak mesin perkakas namun yang
sering digunakan adalah mesin bubut,mesin milling universal otomatis dan mesin
kolter. Tiap mesin ini melakukan pengerjaan seperti pembesaran diameter
silinder,perataan dan penghalusan muka cylinder head yang terdapat katup masuk
dan katup buka,pembubutan dalam dan pembuatan muka dalam bearing,pembesaran
atau rekayasa baut tanam yang sudah rusak dan lain-lain. namun banyak
kekurangan dari mesin-mesin pada bengkel ini terutama pada bagian komponen
pendinginan dengan cooling fluid,juga kesiapan keselamatan kerja tidak terlalu
lengkap dan diperhatikan. Pengerjaan atau produksi pada bengkel ini memiliki
jangka waktu 1-3 hari tergantung pesanan.
B.
Saran
·
Komponen
pendinginan lebih diperhatikan karena mempengaruhi kualitas benda kerja
·
Lebih
memperhatikan keselamatan kerja berupa sarung tangan dan pakaian kerja
·
Penataan
benda kerja yang belum atau sudah dikerjakan lebih diperhatikan agar tidak
terjadi kebingungan
Casino Games Near Me - JtmHub
BalasHapusJT 포천 출장샵 Casino Resort is located in Henderson, NV and is 김천 출장샵 open daily 24 화성 출장안마 hours. The casino 삼척 출장안마 has 80+ table games. 경기도 출장마사지 Come enjoy our fun and friendly casino games